Kalo di pikir
pikir cinta itu rumit ya, segalanya harus ada perasaan. Perasaan yang mendalam
dari hati. Awal gue tau cinta itu Cuma saling suka doang, ya ke tingkat
selanjutnya mungkin Cuma perhatian antar si cewe ke cowok emang berbeda dari
perhatian orang lain dan sebaliknyalah. Waktu itu gue masih polos banget. Haha..
dari sini gue mau bikin cerita about love, setengah nyata setengah inspiratif. Ada
kisah yang gue tambah tambahin di cerpen ini, padahal kalo gue pikir pikir ini
kisah emang nyata. Silahkan membaca...
Sebut
aja si Yoshimura Yuuma, di panggilnya Yua. Dia adalah seorang penulis yang
handal, hampir samar samarlah sama Habiburrahman el- Farizy. Di kuliahnya dia mengambil
jurusan jurnalistik dan kesenian. Gak heran kalo di kamar kosnya banyak banget
kerajinan tangan karyanya. Tulisannya juga ga kalah keren. Dia bisa nulis kata
kata semacem apa pun mulai dari yang gombal gembel, lawakan, romance, dan
tulisan tulisan gaje sekalipun.
Pagi
ini cerah sekali, seperti wajahmu yang cerah (asik, taunya segitu doang xD) Yua
masih sibuk sama pekerjaan tulis menulisnya di kantor deket Departman Story. Tok
tok tok... ia berhenti menulis.
“siapa?”
“saya Ren, ada
jurnal kiriman.”
Sahut seseorang di balik pintu. Yua
kenal persis dengan suara itu.
“masuk”
Asisten berkulit putih berbadan tinggi
ramping itu mendekat ke arah Yua. Ia tersenyum, apalah artinya senyuman bagi Yua.
Hanya variasi wajah saja. Yua berhenti menulis. Dan kini ia sedang menatap
setumpuk kertas di tangan Ren asistennya.
“dari mana?”
“dari Bandung,
karya karya anak Bandung emang lumayan bagus, ini ada satu dari Banten, ga
kalah bagusnya sih.”
“hm, Ren. Duduklah,”
Ren menurut. Ia menyeret kursi
kedekat meja Yua. Ren tau persis sikap yua. Bila ingin mengatakan sesuatu yang
penting pasti ia di suruh duduk terlebih dahulu dan mendekat.
“kali
ini aku akan menerbitkan karya karya anak Indonesia di satu buku cerpen. Dengan
cara seperti itu lebih enak dari pada kita menampung satu persatu ke buku Ensiklopedi
dan majalah majalah lain, itu mengambil waktu yang lumayan panjang. sekarang
bantu aku mengetik semua naskah ini. Kita akan membuat 1 buku karya tulis
khusus anak Indonesia. Oke, aku berencana menerbitkannya setelah aku
menyelesaikan koreksian jurnal dari orang Jepang. Bagaimana menurutmu?”
Ren menyimak sesaat, sepertinya
ia memikirkan sesuatu. Tersenyum kembali.
“apa
yang kau rencanakan terserah padamu Yosh, aku hanya seorang asistenmu, jadi ya
akan ku lakukan apa yang kau perintahkan.”
Ren bersikap tegas dan bijaksana
pada persoalan bisnis. Ia memang mahir dalam perbisnisan.
“kau
tak boleh begitu ren, jangan mentang mentang aku ini Direktur kau tak peduli
apa yang aku lakukan. Hanya menurut apa adanya. Bila ada kesalahan dalam naskah
ini apakah kau hanya diam menunggu aku menyuruhmu. Ayolah ren, bersikap lebih
bijaksana.”
“ya
ya ya, aku mengerti. Aku tak banyak berpendapat yang penting silahkan kau
selesaikan naskah jurnalnya dan kita segera menerbitkan buku karya bersama. Aku
permisi..”
Ren melangkah keluar, apa yang di
katakan ren benar. Hampir 2 minggu lebih ia belum menyelesaikan naskah jurnal
kiriman Jepang tersebut. Padahal biasanya ia menyelesaikan naskah jurnal dari
manapun dalam waktu 5 hari bahkan 3 haripun bisa sudah selesai. Memang separuhnya
di bantu Ren, Ren banyak berjasa di perbisnisannya. Yua kembali mengambil
pulpen dan menulis. Sesekali ia mengetik ngetik sesuatu di Komputer.
* * * * *